Monday 3 January 2011

Laporan Bisnis Jamur Tiram





KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, Shalawat serta salam semoga tercurah pada Baginda Alam, Muhammad S.A.W. Khususnya, kepada kita selaku ummat Beliau, Amiin.
Sebagai mana kita ketahui bahwa mata kuliah Pengantar Bisnis adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil program studi manajemen. Dengan adanya tugas laporan bisnis mata kuliah Pengantar Bisnis dengan bisnis “Jamur Tiram” bagi penulis adalah tantangan untuk mengembangkan dan meneliti tentang ilmu berbisnis praktis di sekitar kita. Karena akan sulit apabila kita hanya bicara teori sedangkan realisasi di lapangan tidak ada.
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Merita Bernik,S.Si,MT dan Bapak Irawan Febianto,S.IP,M.Mgt., selaku dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah memberikan motivasi dan acuan untuk pembuatan laporan bisnis ini, kepada orang tua dari penyusun yang tak henti-hentinya memberikan do’a juga kepada teman-teman dari manajemen angkatan 2010.
Walaupun penulisan laporan bisnis ini masih banyak kekurangan, tapi penulis berharap mudah-mudahan ada manfaatnya, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua oranng.
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan bisnis ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.


Bandung, Desember 2010


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
BAB II 6
TAHAP PEMASARAN 6
ANALISIS 4P 6
PRODUCT 6
PRICE (HARGA) 6
PROMOTION (PROMOSI) 6
POSITIONING 6
PROSPEK PASAR 7
KEBUTUHAN DAN KECENDERUNGAN PASAR 7
TARGET PASAR 8
BAB III 9
TAHAP PRODUKSI 9
Masa Penanaman dan Pemeliharaan 9
Masa Pertumbuhan 9
Masa Panen 10
BAB IV 12
DATA PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN 12
BAB V 13
LAPORAN KEUANGAN 13
INVESTASI 13
PRODUKSI JAMUR (MASA PANEN) 13

BAB I
PENDAHULUAN

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun laporan pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.
Makan adalah kebutuhan esensial bagi manusia. Bahkan bisa dikatakan kebutuhan paling esensial, karena apabila tidak terpenuhi bisa menyebabkan kematian bagi manusia. Dari makanan manusia bisa memperoleh energi untuk melakukan semua kegiatannya. Manusia membutuhkan makanan yang sehat dan menyehatkan bagi dirinya. Karena akan sia-sia apabila manusia mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Pada zaman dulu, alam masih bersahabat dengan manusia. Semua kebutuhan manusia tinggal mengambil dengan mudah dari alam. Tapi seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, maka kebutuhan manusia menjadi sulit didapatkan. Dan dapat diprediksikan jika nanti di masa depan manusia akan kekurangan bahan makanan, apabila manusia tidak mencari jalan alternative untuk menanggulanginya. Dengan melihat kondisi alam Indonesia, khususnya Jawa Barat masih banyak potensi-potensi alam yang bisa digali dan dikembangkan untuk dijadikan sarana untuk berbisnis. Salah satunya adalah potensinya pertanian hortikultura, khususnya jamur tiram putih di daerah Cisarua, Bandung Barat. Sayangnya potensi yang dimiliki oleh jamur tiram putih ini belum bisa dimaksimalkan, baik oleh pengusaha ataupun pemerintah sendiri. Ini terjadi ketika penulis melakukan observasi ke lapangan.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
• Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
• Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
• Antitumor, antioksidan, dll.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang bagus.
Oleh karena itu, penulis terus untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh jamur tiram putih ini untuk dijadikan sarana bisnis dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.
BAB II
TAHAP PEMASARAN
2.1 ANALISIS 4P

2.1.1 PRODUCT
Pada peluang usaha ini produk yang akan dijual kepada konsumen, antara lain :
 Jamur Tiram segar

2.1.2 PRICE (HARGA)
Mushroom MGT memberikan penawaran yang menarik bagi para konsumen, tentunya dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang bagus.dibawah ini merupakan harga yang akan ditawarkan:

 Jamur Tiram Segar (per kg) : Rp 8.000 – Rp 9.500
2.1.3 PROMOTION (PROMOSI)
Untuk memasarkan kelompok kami tidak perlu melakukan promosi karena biasanya ketika memasuki masa panen, para distributor datang ke tempat (kubung) untuk membeli jamur tiram.
2.1.4 POSITIONING
Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Adapun tempat produksi jamur tiram dan berbisnisnya kami lakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, di perusahaan milik Pak Deni, salah seorang petani yang bekerja sama dengan kelompok kami.

2.2 PROSPEK PASAR
Budidaya jamur tiram di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

2.3 KEBUTUHAN DAN KECENDERUNGAN PASAR
Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.

2.4 TARGET PASAR
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’, dan ‘house need’.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah Bandung dan sekitarnya maupun luar Bandung seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Cibitung, dll.
2. Pasar tradisional Bandung dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar Caringin atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.












BAB III
TAHAP PRODUKSI
3.1 Masa Penanaman dan Pemeliharaan
Salah satu penentu keberhasilan budi daya jamur tiram putih kelompok kami adalah kebersihan dalam melakukan proses budi dayanya, baik kebersihan tempat, alat maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang sangat mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk penanaman biasanya dibersihkan terlebih dahulu dengan sapu dan lantainya dibersihkan dengan desinfektan. Juga biasanya alat untuk menanam jamur tiram putih ini harus disterilisasi menggunakan alcohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, biasanya para pekerja harus menggunakan masker, agar memperkecil terjadinya kontaminasi pada jamur tiram putih.
Dalam penanaman jamur tiram putih kelompok kami, hal yang terpenting adalah mengatur dan menjaga suhu dan kelembapan ruangan agar tetap pada angka yang dibutuhklan. Biasanya kisaran suhu yang dipakai adalah kisaran 26-28o C. Pengaturan suhu ini dengan cara menyiram lantai kubung (tempat pertumbuhan jamur) dan baglog tersebut. Selain itu bisa dengan cara pengaturan sirkulasi udara pada kubung. Apabila pada pagi hari biasanya sirkulasi di buka agar jamur tiram putih ini mendapat udara segar.
3.2 Masa Pertumbuhan
1. Waktu 1-10 hari
Untuk masa pertumbuhan pada waktu 1-10 hari, bibit belum menyebar ke seluruh baglog. Hanya menyebar di daerah pangkal atas. Pada masa pertumbuhan ini, ruangan harus benar-benar steril karena itu adalah awal masa pertumbuhan yang akan menentukan hasil panen jamjur tiram. Disamping itu suhu ruangan harus diatur antara 28-300 C.
2. Masa 20-30 hari
Pada masa 20-30 hari, bibit mulai menyebar ke seluruh baglog tapi hanya memenuhi setengah baglog. Pada masa ini akan mulai terlihat hama penyakit pada baglog yang tidak sehat. Oleh karena itu diharapkan harus ada pengendaliannya dengan cara penyemprotan obat anti hama/penyakit.
3. Masa 30-40 hari
Masa 30-40 hari, bibit sudah menyebar ke seluruh badan baglog sehingga seluruh baglog terlihat menjadi putih. Apabila pada masa 20-30 hari hama penyakit tidak bias diatasi maka pada masa 30-40 hari ini akan terlihat jelas baglog yang sudah terkontaminasi hama penyakit dan baglog yang gagal untuk panen. Oleh karena itu, agar hama penyakit tidak menyebar luas ke baglog yang sehat, maka baglog yang terkontaminasi harus dibuang/di keluarkan dari kumbung dan dibakar.
3.3 Masa Panen
Ketika meninjak hari ke 41, jamur tiram sudah di panen. Perkembangan tubuh buah yang maksimal ditandai dengan meruncingnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak untuk dipanen adalah yangb berukuran cukup besar dan bertepi runcing, tetapi belum mekar penuh/pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Adapun cara melakukan pemanenan yang baik adalah dengan menyertakan tubuh buah bersama akarnya, yakni dengan menggunakan cutter atau langsung mencabutnya. Hal ini dilakukan agar tidak ada bagian jamur yang tertinggal dan mengalami pembusukkan sehingga menjadi pencetus penyakit.
Jadi apabila di buatkan prosesnya dari awal masa penanaman sampai ke masa pertumbuhan dalam tahap produksi adalah sebagai berikut :
1. Siapkan serbuk kayu gergaji albasia atau kayu lainnya yang tidak bergetah. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan).
2. Tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan menggunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
3. Membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7.
4. Distribusikan kedalam baglog polipropilen pada hari itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak.
5. Sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi.
6. Inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelah suhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.
7. Inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat Celsius tanpa cahaya.
8. Baglog substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan.
9. Baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Suhu rumah jamur 16-22 derajat Celsius RH : 80-90 %.
10. Panen jamur tiram putih. Panen bisa mencapai kurang dari 2-2,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung.





BAB IV
DATA PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN

4.1 DATA PERUSAHAAN
Nama dari usaha ini adalah Mushroom MGT dengan lokasi tempat usaha adalah di Kampung Cibadak, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua- Bandung Barat.
NAMA USAHA : Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
BIDANG USAHA : Produk barang
JENIS PRODUK / JASA : Produk barang
ALAMAT USAHA : Kampung Cibadak, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua- Bandung Barat
NOMER TELEPON : 085295495450/085278766492/08986174532/08132055255 081321192792
ALAMAT EMAIL : arip_perbawa@yahoo.co.id
SITUS WEB : -
4.2 MANAJEMEN
Badan usaha yang akan kita gunakan adalah badan usaha yang berbentuk persekutuan firma (FA) yang mana firma ini adalah suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan usaha dimana tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas. Adapun struktur organisasi perusahaan penulis adalah sebagai berikut,






BAB V
LAPORAN KEUANGAN
5.1 INVESTASI
Kebutuhan Investasi Quantity Jumlah
Beli Bibit Jamur @2.500 x 115 Rp 350.000,00
Fungsida 1 Rp 12.500,00
Plastik Kemasan @1.000 x 50 Rp 50.000,00
Transportasi Rp 75.000,00
Ember Besar 1 Rp 12.5000,00
TOTAL INVESTASI Rp 500.000,00

5.2 PRODUKSI JAMUR (MASA PANEN)
Seiring berjalannya waktu, pada masa pertumbuhan dari 140 baglog yang berhasil hingga masa panen adalah 115 baglog. Karena yang 25 baglog terserang penyakit, yaitu tumbuhnya cendawan (jamur penyakit) pada hari ke-35 (7 baglog), 39 (7 baglog) dan 40 (11 baglog).
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (17 Oktober 2010) 3,56 kg x 9.500 Rp 33.820,00
2 (18 Oktober 2010) 3,24 kg x 9.500 Rp 30.780,00
3 (19 Oktober 2010) 3,26 kg x 9.500 Rp 30.970,00
4 (20 Oktober 2010) 3,52 kg x 9.500 Rp 33.440,00
5 (21 Oktober 2010) 3,13 kg x 9.000 Rp 28.170,00
6 (22 Oktober 2010) 2,97 kg x 9.000 Rp 26.730,00
7 (23 Oktober 2010) 2,83 kg x 9.000 Rp 25.470,00
TOTAL 22,51 kg Rp 209.380,00
Minggu Pertama (17 Oktober 2010-23 Oktober 2010)


Minggu ke-dua (24 Oktober 2010 – 30 Oktober 2010)
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (24 Oktober 2010) 2,76 kg x 9.000 Rp 24.840,00
2 (25 Oktober 2010) 2,77 kg x 9.000 Rp 24.930,00
3 (26 Oktober 2010) 2,85 kg x 9.500 Rp 27.075,00
4 (27 Oktober 2010) 2,54 kg x 9.500 Rp 24.130,00
5 (28 Oktober 2010) 2,48 kg x 9.500 Rp 23.560,00
6 (29 Oktober 2010) 2,94 kg x 9.000 Rp 26.460,00
7 (30 Oktober 2010) 2,83 kg x 9.000 Rp 25.470,00
TOTAL 19,17 kg Rp 174.465,00

Minggu ke-tiga ( 31 Oktober 2010 – 6 November 2010)
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (31 Oktober 2010) 2,73 kg x 9.000 Rp 24.570,00
2 (1 Novembet 2010) 2,79 kg x 9.000 Rp 25.110,00
3 (2 Novembet 2010) 2,46 kg x 8.500 Rp 20.910,00
4 (3 Novembet 2010) 2,47 kg x 8.500 Rp 20.995,00
5 (4 Novembet 2010) 2,39 kg x 8.500 Rp 20.315,00
6 (5 Novembet 2010) 2,27 kg x 8.500 Rp 19.295,00
7 (6 Novembet 2010) 2,10 kg x 9.000 Rp 18.900,00
TOTAL 17,21 kg Rp 150.095,00

Minggu ke-empat (7 November 2010 – 13 November 2010)
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (7 Novembet 2010) 2,09 kg x 9.000 Rp 18.810,00
2 (8 Novembet 2010) 2,12 kg x 9.000 Rp 19.080,00
3 (9 Novembet 2010) 2,05 kg x 9.000 Rp 18.450,00
4 (10 Novembet 2010) 2,05 kg x 8.500 Rp 17.425,00
5 (11 Novembet 2010) 2,00 kg x 8.500 Rp 17.000,00
6 (12 Novembet 2010) 1,97 kg x 8.500 Rp 16.745,00
7 (13 Novembet 2010) 1,95 kg x 8.500 Rp 16.575,00
TOTAL 14,23 kg Rp 124.085,00

Minggu ke-lima ( 14 November 2010 – 20 November 2010 )
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (14 Novembet 2010) 1,89 kg x 9.000 Rp 17.010,00
2 (15 Novembet 2010) 1,80 kg x 9.000 Rp 16.200,00
3 (16 Novembet 2010) 1,75 kg x 9.000 Rp 15.750,00
4 (17 Novembet 2010) 1,55 kg x 9.500 Rp 14.725,00
5 (18 Novembet 2010) 1,40 kg x 9.500 Rp 13.300,00
6 (19 Novembet 2010) 1,38 kg x 9.500 Rp 13.110,00
7 (20 Novembet 2010) 1,27 kg x 9.500 Rp 12.065,00
TOTAL 11,04 kg Rp 102.160,00

Minggu Ke-enam ( 21 November 2010 – 27 November 2010 )
Hari ke- Quantity Jumlah
1 (21 Novembet 2010) 1,00 kg x 9.000 Rp 9.000,00
2 (22 Novembet 2010) 0,80 kg x 9.000 Rp 7.200,00
3 (23Novembet 2010) 0,82 kg x 9.000 Rp 7.380,00
4 (24 Novembet 2010) 0,50 kg x 8.500 Rp 4.250,00
5 (25 Novembet 2010) 0,39 kg x 8.500 Rp 3.315,00
6 (26 Novembet 2010) 0,00 kg x 9.000 Rp 0,00
7 (27 Novembet 2010) 0,00 kg x 9.000 Rp 0,00
TOTAL 3,51 kg Rp 31.145,00




Perhitungan Keseluruhan (selama enam minngu) :
Minggu ke- Quantity Jumlah
1 22,51 kg Rp 209.380,00
2 19,17 kg Rp 174.465,00
3 17,21 kg Rp 150.095,00
4 14,23 kg Rp 124.085,00
5 11,04 kg Rp 102.160,00
6 3,51 kg Rp 31.145,00
TOTAL 87,67 kg Rp 791.330,00

Perhitungan Laba/Rugi = Total Penjualan - Investasi/Modal Awal
= Rp 791.330,00 – Rp 500.000,00
= Rp 291.330,00
Kesepakan awal bagi hasil dengan petani adalah 50% : 50%.
Maka untuk petani = Rp 291.330,00 : 2
= Rp 145.665,00
Untuk kelompok kami = Rp 291.330,00 : 2
= Rp 145.665
Maka per orang dari kelompok kami adalah Rp 145.665 : 5 orang = Rp 29.133,00
Laba Bersih per orang = Rp 29.000,00

0 comments: