This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday 29 June 2020

RESENSI BUKU: KISAH SANG PENANDAI

Judul Buku: Kisah Sang Penandai
Penulis: Tere Liye
Tahun Terbit: Cetakan III, 2013
Penerbit: Mahaka Publisihing
Jumlah Halaman: 295

Buku Fiksi Novel karya Tere Liye ini cukup unik, mengisahkan seorang pemuda bernama Jim dengan latar belakang tempat di Eropa Utara dengan unsur dongeng kerajaan pada zaman dahulu yang dibumbui dengan rasa kekinian. Diawal cerita kita langsung dibawa dengan rasa sedih dari seorang Jim yang memiliki kekasih yang bernama Nayla, seorang anak raja dari negeri seberang anak benua. Berbanding terbalik dengan Jim yang merupakan pemuda dengan latar belakang anak yatim piatu, dibesarkan tanpa kehadiran orang tua, kehidupan serba kekurangan, tetapi memiliki keahlian dalam membawakan biola sehingga kenal dengan orang-orang di Kota tersebut. Jim tidak bisa membaca dan menulis, berpendidikan rendah tetapi cintanya gayung bersambut dengan Nayla. Urusan menjadi pelik ketika Nayla harus dijodohkan dengan saudara kerajaannya sedangkan Jim tidak berani aka pengecut untuk bertemu dengan Nayla untuk membawa kabur dari kerajaannya. Semuanya akhirnya berakhir menjadi kesedian ketika Nayla memutuskan untuk meneguk racun dan meninggalkan pesan untuk Jim.

Darisana Jim bertemu dengan seorang yang aneh yang dipanggil Sang Penandai. Jim diarahkan untuk move on dari kondisinya yang sedih melihat Nayla-nya meninggal dengan mengenaskan untuk menjadi bagian dari anak buah kapal Pedang Langit yang akan berlayar ke Benua di daerah selatan melakukan ekspedisi untuk menemukan Tanah Harapan yang belum pernah disinggahi oleh orang Eropa manapun. Singkat cerita Jim menjadi sosok yang kuat, bijaksana, pintar dan memiliki karir yang cepat menjadi wakil Kapten di Kapal Pedang Langit walaupun sesekali dia sedih dengan Nayla-nya. Seluruh kesedihan yang dia rasa, mampu dia rubah menjadi energi positif untuk terus lebih baik dan sambil terus berharap akan mendapatkan penghidupan lebih baik, terutama bertemu dengan cinta sejatinya. Dengan keyakinan bahwa Nayla adalah cinta sejatinya akhirnya kejaiban pun datang, bahwa Nayla belum meninggal dan mereka bertemu di Tanah Harapan untuk membangun kota di Tanah Harapan.

Plot khas dari Tere Liye yang mampu cerita begitu hidup dengan nilai-nilai kehidupan aka hikmah kehidupan yang bisa kita ambil dari setiap kejadian dalam cerita tersebut. Beberapa quotes yang bisa dijadikan tuntuntan untuk kita adalah " Cinta adalah kata kerja, ia membutuhkan actions bukan hanya masalah feelings". Lalu "Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya".

Pada akhirnya adalah kita semua memiliki cinta sejati dan alur kehidupan masing-masing yang berbeda, hanya kita perlu yakin dengan takdir dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) atas apa yang terjadi dengan setiap waktu kehidupan dalam menempuh cinta sejati sampai mati. Balasannya dari kepercayaan tersebut adalah kita akan mendapatkan keajaiban-keajaiban diluar nalar.

Novel ini cocok untuk remaja atau orang tua yang sedang mengalami kehilangan cinta sejatinya, sehingga akhirnya disadarkan bahwa cinta sejati akan didapatkan dengan perjuangan dan ilmu yang dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT dengan sepenuh hati.

Tuesday 2 June 2020

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan 
1. Munculnya Kepercayaan. Percaya adalah suatu perasaan bukan suatu pengalaman rasional. Kepercayaan tidak muncul dari alasan rasional mengapa kita harus bekerja atau karena seorang eksekutif menjanjikan perubahan. Kita bisa saja mempercayai orang atau perusahaan ketika kondisinya tidak berjalan dengan baik, dan tidak mempercayai orang walaupun pekerjaan berjalan dengan baik. Kepercayaan mulai muncul ketika memiliki perasaan bahwa orang atau perusahaan digerakkan oleh hal-hal selain keuntungan-diri. Bersama dengan kepercayaan akan muncul nilai-nilai riil, bukan nilai yang disetarakan dengan uang. Nilai ini adalah pengubah kepercayaan. Ada banyak eksekutif berbakat yang memiliki kemampuan untuk mengelola operasional perusahaan, tetapi kepemimpinan hebat tidak selalu didasarkan pada kemampuan operasional hebat. Memimpin tidaklah sama dengan menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin berarti kita memegang jabatan dengan motif dari upaya kita sendiri, keberuntungan, atau bersiasat di politik internal. Tetapi memimpin berarti orang bersedia mengikuti kita bukan karena posisi, wajib menghormati, atau karena dibayar untuk melakukannya tetapi karena mereka ingin melakukannya. Membangun sebuah tim yang solid dan kuat berarti lebih dari sekedar pidato muluk dan bonus besar. Jika ingin membangun sukses yang nyata dan langgeng, setiap orang harus dimenangkan, bukan untuk perusahaan, bukan untuk stakeholder tetapi untuk diri kita sendiri. 
2. Budaya Perusahaan. Ukuran dan kekuatan saja tidak menjamin untuk sukses, tetapi karena kemampuan untuk membentuk suatu budaya. Budaya adalah kelompok orang yang berkumpul dalam satu kesamaan nilai dan kepercayaan. Ketika sudah memiliki kesamaan nilai dan kepercayaan dengan orang lain, maka akan terbentuk kepercayaan. Kita akan lebih sukses di budaya yang cocok bagi kita yang mencerminkan nilai dan kepercayaan kita. Yang menyatukan suatu organisasi/perusahaan bukanlah produk atau jasa tetapi budaya nilai-nilai dan kepercayaan kuat yang dimiliki oleh semua orang mulai dari pimpinan tingkat atasan sampai ke tingkat paling bawah. Jadi logikanya, tujuan perusahaan bukanlah mempekerjakan orang yang sekedar memiliki keterampilan yang dibutuhkan tetapi mempekerjakan orang yang mempercayai apa yang perusahaan percayai. 
3. Menemukan Orang Yang Tepat. Perusahaan hebat tidaklah mempekerjakan orang yang terampil dan termotivasi, perusahaan mempekerjakan orang yang sudah termotivasi dan terinspirasi oleh budaya perusahaan karena setelah itu ditetapkan barulah kemudian keterampilan dan pengalaman yang diperhitungkan. Orang akan termotivasi atau tidak termotivasi. Jika perusahaan tidak memberi sesuatu untuk dipercayai oleh orang yang telah termotivasi, maka mereka akan memotivasi dirinya sendiri untuk mencari pekerjaan baru dan perusahaan terpaksa menerima yang tersisa. Perusahaan yang memiliki pemahaman yang kuat tentang "WHY" nya akan bisa menginspirasi pegawainya. Para pegawai akan lebih produktif dan inovatif, serta perasaan yang dibawa kedalam pekerjaan akan menarik orang lain untuk juga ingin bekerja disana. Didalam perusahaan seperti ini, mulai dari manajemen atas sampai tingkat bawah tidak ada yang merasa dirinya lebih tinggi atau lebih rendah dari satu sama lain. Mereka semua saling membutuhkan. 
4. DNA Sukses. Peran seorang pemimpin bukanlah memunculkan semua ide besar, tetapi menciptakan suatu lingkungan dimana ide-ide besar bisa terjadi. Pegawai yang berada dalam perusahaan mereka yang berada di garis terdepan yang paling bisa menemukan cara-cara baru dalam melakukan tugasnya lebih banyak daripada sekedar menjalankan tugas. Organisasi yang hebat menjadi hebat karena pegawai didalam organisasi itu merasa terlindungi. Rasa budaya yang kuat akan menciptakan rasa memiliki yang kuat dan ini bertindak sebagai jala pengaman. Pegawai datang kerja dengan mengetahui bahwa atasan, rekan kerja, dan organisasi secara keseluruhan akan menjaga mereka. Sehingga keputusan, upaya, dan perilaku pribadi dari pegawai akan bermanfaat dan melindungi kepentingan jangka panjang organisasi secara keseluruhan. 
4. Kepercayaan kasat mata. Pemimpin hebat mengerti bahwa kepercayaan dari suatu organisasi tidak didapatkan dengan cara mengesankan semua orang tetapi dari upaya melayani orang yang melayaninya. Kepercayaan yang tidak kasat matalah yang memberi pengikut kepada seorang pemimpin yang dia perlukan untuk menyelesaikan segalanya. Tanpa kepercayaan yang dikelola secara aktif, orang akan muncul untuk melakukan tugas sendiri-sendiri berdasarkan ego sehingga kepercayaan menipis dan dengan berjalannya waktu organisasi akan semakin melemah.