Tuesday 2 June 2020

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan 
1. Munculnya Kepercayaan. Percaya adalah suatu perasaan bukan suatu pengalaman rasional. Kepercayaan tidak muncul dari alasan rasional mengapa kita harus bekerja atau karena seorang eksekutif menjanjikan perubahan. Kita bisa saja mempercayai orang atau perusahaan ketika kondisinya tidak berjalan dengan baik, dan tidak mempercayai orang walaupun pekerjaan berjalan dengan baik. Kepercayaan mulai muncul ketika memiliki perasaan bahwa orang atau perusahaan digerakkan oleh hal-hal selain keuntungan-diri. Bersama dengan kepercayaan akan muncul nilai-nilai riil, bukan nilai yang disetarakan dengan uang. Nilai ini adalah pengubah kepercayaan. Ada banyak eksekutif berbakat yang memiliki kemampuan untuk mengelola operasional perusahaan, tetapi kepemimpinan hebat tidak selalu didasarkan pada kemampuan operasional hebat. Memimpin tidaklah sama dengan menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin berarti kita memegang jabatan dengan motif dari upaya kita sendiri, keberuntungan, atau bersiasat di politik internal. Tetapi memimpin berarti orang bersedia mengikuti kita bukan karena posisi, wajib menghormati, atau karena dibayar untuk melakukannya tetapi karena mereka ingin melakukannya. Membangun sebuah tim yang solid dan kuat berarti lebih dari sekedar pidato muluk dan bonus besar. Jika ingin membangun sukses yang nyata dan langgeng, setiap orang harus dimenangkan, bukan untuk perusahaan, bukan untuk stakeholder tetapi untuk diri kita sendiri. 
2. Budaya Perusahaan. Ukuran dan kekuatan saja tidak menjamin untuk sukses, tetapi karena kemampuan untuk membentuk suatu budaya. Budaya adalah kelompok orang yang berkumpul dalam satu kesamaan nilai dan kepercayaan. Ketika sudah memiliki kesamaan nilai dan kepercayaan dengan orang lain, maka akan terbentuk kepercayaan. Kita akan lebih sukses di budaya yang cocok bagi kita yang mencerminkan nilai dan kepercayaan kita. Yang menyatukan suatu organisasi/perusahaan bukanlah produk atau jasa tetapi budaya nilai-nilai dan kepercayaan kuat yang dimiliki oleh semua orang mulai dari pimpinan tingkat atasan sampai ke tingkat paling bawah. Jadi logikanya, tujuan perusahaan bukanlah mempekerjakan orang yang sekedar memiliki keterampilan yang dibutuhkan tetapi mempekerjakan orang yang mempercayai apa yang perusahaan percayai. 
3. Menemukan Orang Yang Tepat. Perusahaan hebat tidaklah mempekerjakan orang yang terampil dan termotivasi, perusahaan mempekerjakan orang yang sudah termotivasi dan terinspirasi oleh budaya perusahaan karena setelah itu ditetapkan barulah kemudian keterampilan dan pengalaman yang diperhitungkan. Orang akan termotivasi atau tidak termotivasi. Jika perusahaan tidak memberi sesuatu untuk dipercayai oleh orang yang telah termotivasi, maka mereka akan memotivasi dirinya sendiri untuk mencari pekerjaan baru dan perusahaan terpaksa menerima yang tersisa. Perusahaan yang memiliki pemahaman yang kuat tentang "WHY" nya akan bisa menginspirasi pegawainya. Para pegawai akan lebih produktif dan inovatif, serta perasaan yang dibawa kedalam pekerjaan akan menarik orang lain untuk juga ingin bekerja disana. Didalam perusahaan seperti ini, mulai dari manajemen atas sampai tingkat bawah tidak ada yang merasa dirinya lebih tinggi atau lebih rendah dari satu sama lain. Mereka semua saling membutuhkan. 
4. DNA Sukses. Peran seorang pemimpin bukanlah memunculkan semua ide besar, tetapi menciptakan suatu lingkungan dimana ide-ide besar bisa terjadi. Pegawai yang berada dalam perusahaan mereka yang berada di garis terdepan yang paling bisa menemukan cara-cara baru dalam melakukan tugasnya lebih banyak daripada sekedar menjalankan tugas. Organisasi yang hebat menjadi hebat karena pegawai didalam organisasi itu merasa terlindungi. Rasa budaya yang kuat akan menciptakan rasa memiliki yang kuat dan ini bertindak sebagai jala pengaman. Pegawai datang kerja dengan mengetahui bahwa atasan, rekan kerja, dan organisasi secara keseluruhan akan menjaga mereka. Sehingga keputusan, upaya, dan perilaku pribadi dari pegawai akan bermanfaat dan melindungi kepentingan jangka panjang organisasi secara keseluruhan. 
4. Kepercayaan kasat mata. Pemimpin hebat mengerti bahwa kepercayaan dari suatu organisasi tidak didapatkan dengan cara mengesankan semua orang tetapi dari upaya melayani orang yang melayaninya. Kepercayaan yang tidak kasat matalah yang memberi pengikut kepada seorang pemimpin yang dia perlukan untuk menyelesaikan segalanya. Tanpa kepercayaan yang dikelola secara aktif, orang akan muncul untuk melakukan tugas sendiri-sendiri berdasarkan ego sehingga kepercayaan menipis dan dengan berjalannya waktu organisasi akan semakin melemah. 

0 comments: