Tuesday 11 February 2020

MENTAL JUARA

Mental Juara diawali dari mental pembelajar (Learning Mental). Seorang Juara tidak dilahirkan dengan kebetulan dan keberuntungan. Juara adalah hasil dari proses yang panjang dan bertahap, tidak ada juara instan. Seorang juara adalah seorang yang mengatakan I have to win, bukan membuat aneka prasyarat panjang. Mental Juara akn terlihat dalam jangka panjang, track record berkali-kali menjadi seorang pemenang bukan sekali dua kali. Selain itu dari caranya merespon kegagalan akan terlihat apakah seseorang bermental juara atau tidak.

Kebalikan dari mental  juara adalah mental losers, mudah menyerah. Ciri dari seorang pecundang adalah melihat sesuatu hal sebagai ancaman bukan peluang serta melihat sesuatu dari kacamata kelemahan diri. Inilah yang menyebabkan seseorang tidak bisa maju dan terjebak dalam kehidupan yang membosankan serta mudah menyerah. Keterlambatan dalam mendefinisikan visi atau tujuan akan membuat kita memiliki mental losers, disamping dari hidup yang mengikuti arus.
Sejatinya setiap manusia adalah seorang pemenang, tetapi seiring berjalannya waktu dan adanya pengaruh dari lingkungan terdekatnya mental serta mindset-nya menjadi berubah, bisa positif atau negative. Menurut pakar HR sekaligus founder peopleshift (perusahaan konsultan SDM), Dr. Arief Munandar ada 5 lima formula yang disingklat 3P+R+L untuk menjadi seseorang yang bermental juara.

Proyeksi. Proyeksi adalah langkah awal kita untuk menentukan dimana kita akan bertarung dan berkompetisi. Syaratnya kita mampu mendefiniskan dengan jelas tujuan, mampu mengimajinasikan, serta mampu memposisikan diri kita sesuai dengan kapabilitas dan kelebihan yang dimiliki. Seorang yang memiliki mental juara tidak harus sama memproyeksikan dirinya dengan orang lain yang sudah sukses, just be your self, fokus pada diri sendiri. Selain itu dalam lingkungan tersebut kita mampu menjadi seorang yang specialist bukan generalis, karena dunia saat ini hanya membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan special dan fokus pada hal-hal tertentu. Ada 3 tahapan untuk mengetahui proyeksi yang sesuai dengan diri kita, yaitu 1. Hal yang merupakan Passion, yang kita senang, suka rela, dan konsisten untuk melakukannya; 2. Kita memiliki bakat yang excellent pada hal tersebut serta; 3. Hal tersebut menjadi sarana menjadi economic engine pada hidup kita. Pada 3 hal diatas itu kita akan melakukannya proyeksi dengan totalitas.
Proteksi. Setelah kita mampu memproyeksikan diri kita dengan jelas, selanjutnya tugas kita adalah memproteksi diri kita dari gangguan eksternal. Gangguan eksternal bisa berupa godaan-godaan yang membuat kabur tujuan awal kita dikarenakan terbawa arus yang lagi ngetrend atau berupa peluang-peluang yang diri kita merasa bisa untuk masuk ke hal tersebut. Padahal andaikan saja kita mampu sukses untuk masuk ke peluang yang ada tetap saja kita akan kehilangan fokus dan spesialisasi dari branding diri kita dimata khalayak umum. Proteksi bisa dilakukan dengan cara membuat to do list serta to stop list agar kita fokus pada hal-hal yang menjadi concern kita, mengatakan tidak pada tawaran peluang diluar concern kita.
Prestasi. Hasil dari proyeksi dan proteksi yang berkesinambungan dan konsisten adalah prestasi. Prestasi ini tidak hanya kita dapatkan satu-dua kali tetapi berkali-kali kita dapatkan. Prestasi adalah bagian dari hasil perjalanan Panjang dari proyeksi dan proteksi, tidak instan, serta selalu mencari cara untuk lebih baik. Tidak harus disetiap kesempatan kita menang dan berprestasi, bisa jadi kita pernah kalah. Dari kekalahan tersebut kita mampu bangkit dan mengambil hikmah agar paham bahwa hal yang dilakukan tidak terjadi lagi dimasa depan yang disertai dengan mengubah cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Reputasi. Kumpulan dari prestasi-prestasi yang kita dapatkan akan menjadi sebuah reputasi serta brand image bagi diri kita. Reputasi didapatkan dengan cara kita fokus pada suatu hal yang akhirnya kita berprestasi berkali-kali pada hal tersebut. Untuk mendapatkan reputasi yang baik dengan cara istiqomah pada prilaku dan ucapan yang konsisten, persisten, serta konsekuen.
Legacy. Selanjutnya reputasi kita akan menjadi legacy, semacam warisan peradaban bagi orang lain. Legacy menjadi penting karena dengan ini kita bisa memproyeksikan diri kita kedepan mau memberikan legacy seperti apa untuk peradaban. Ini akan menjadi amal jariyah bagi diri kita setelah kita meninggal apabila legacy yang kita tinggalkan menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Sumber: 
https://www.youtube.com/watch?v=YLF2yT7sSbY 

0 comments: