Sebuah Renungan : Belajar
Ilmu Manajemen Bagi Masa Depan Saya
Seperti apa saya besok, lusa, 1 minggu lagi, 1
bulan lagi, 1 tahun lagi, 1 windu lagi, 1 dasa warsa lagi? Pertanyaan tersebut
akan menjadi lebih panjang lagi jika jamu awet muda benar-benar ampuh
mempengaruhi isi pikiran Anda. Sesungguhnya pertanyaan sederhananya adalah:
BAGAIMANA SAYA DI MASA DEPAN?
Rentetan
pertanyaan di atas merupakan, pengalaman pribadi yang
sangat membekas pada diri saya. Sembilan belas tahun yang lalu saya tidak
pernah membayangkan akan menjadi seperti sekarang. Yang saya tahu saat itu
adalah saya di antar ibu untuk masuk sekolah pertama kali di Sekolah Dasar Negeri
1 Kawali . Saya berkenalan dengan teman-teman baru dan orang-orang baru. Tidak
lupa juga disertai bayang-bayang takut di "res"
-dihukum- guru
seperti yang diceritakan kakak-kakakku. Demikian selanjutnya sampai saya
belajar dan masuk perguruan tinggi yang merupakan salahsatu perguruan tinggi
negeri terkenal se-Indonesia yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD) tepatnya
saya masuk program studi Manajemen (S1) di Fakultas Ekonomi.
Tidak
pernah terbayangkan juga sebelumnya, bahwa nilai-nilai sekolah pada waktu itu
berpengaruh terhadap karir
dan kesempatan sekarang. Yang paling mengesalkan adalah nilai ketika saya masih sekolah dasar (elementary
school) ternyata telah menggagalkan berkali-kali peluang saya untuk
mendapatkan juara 1 di kelas, padahal pada saat itu saya sudah belajar dengan sungguh-sungguh
dan mungkin Allah SWT belum mengijinkan saya untuk menjadi juara 1. Bukan salah
siapa-siapa, semua itu terjadi karena saya tidak dapat me- manage masa
depan saya. Ya memang pada saat itu saya belum mengerti ilmu manajemen dan
belum mengerti bagaimana saya bisa mencari strategi yang tepat untuk menjadi
seorang pemenang. Saya tidak pernah menyadari bahwa nilai yang saya peroleh
pada waktu itu, -yang menurut saya sudah cukup tinggi- , ternyata hanya seperti
sampah pada saat ini, karena tidak dapat diandalkan untuk berkompetisi.
Itulah
yang saya maksudkan, tidak ada orang yang mengetahui masa depan seperti apakah
yang akan terjadi. Tetapi yang penting adalah masa depan itu selalu berkaitan
dengan masa sekarang. Oleh karena itu sebaiknya kita capai setinggi-tingginya
standar yang ada saat ini agar kita tidak menyesal di waktu yang akan datang.
Manajemen
masa depan dimulai dari
sekarang. Mulailah dengan memancangkan visi setinggi-tingginya. Selanjutnya
tetapkan misi dan tujuan jangka pendek. Lalu ambil keputusan untuk melangkah
dengan tanpa ragu. Pencanangan visi sebaiknya memperhatikan situasi dan
kecenderungan yang terjadi sekarang, karena jika tidak, semua yang kita
rencanakan akan meleset jauh.
Sebagai
contoh, tren
sekolah menengah (senior high school)
di Indonesia
beberapa tahun yang lalu adalah program akselerasi. Untuk menempuh waktu 3
tahun di SMA bisa dipercepat hanya menjadi 2 tahun. Jadi jika Anda memilih
sekolah menengah, pilihlah sekolah yang mendukung tren tersebut. Karena dengan
masuk dan ikut ke program tersebut bisa mengefektifkan dan mengefisienkan waktu
belajar dengan cepat di tingkat sekolah menengah. Begitupun di tingkat
perguruan tinggi khususnya di program strata
1 (S1), waku tempuh yang biasanya 5 tahun bisa dipercepat menjadi 3 tahun.
Disini ilmu manajemen sangat berpengaruh untuk bisa menempuh waktu 3 tahun
menjadi seorang sarjana. Terutama yang penting adalah me-manage waktu belajar
dan mencari strategi belajar yang sesuai dengan keadaan individu masing-masing.
Apalagi jika Anda bisa belajar dengan benar dan masih bisa aktif berorganisasi
dikampus. Karena implementasi dari ilmu manajemen adalah ikut dan aktif disuatu
organisasi. Anda bisa tahu ilmu praktisnya, misalnya bagaimana tugas dari
seorang ketua, apa saja jobdesc-nya, bagaimana dia mengatur waktunya anatara
belajar dikelas dan aktif di organisasi dan lainj sebagainya. Terkadang dengan
Anda masuk suatu organisasi, kita bisa mendapatkan ilmu manajemen yang tidak
dipelajari dikelas.
Manfaat pengelolaan dan
perencanaan yang efektif, yakni : pengembangan diri – dengan melakukan
perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang
berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya,
pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan
tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan, dan pekerjaan dapat ditata
dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan
pekerjaan lainnya.
Ada empat
zona waktu yang berbeda-beda. Zona satu: Saya lebih suka kehidupan yang tenang,
bebas dari banyak tekanan. Saya suka bekerja dengan cara saya sendiri dan tetap
santai menghadapi deadline.Menurut saya, jika ada hal yang tidak terselesaikan
tepat pada waktunya, apakah itu betul-betul bermasalah? Saya jarang datang
tepat waktu. Zona dua: Kesenangan saya yang terbesar adalah bersosialisasi,
makan malam bersama teman kantor di luar atau menghadiri pesta. Saya sering
bertindak menurut kata hati dan tidak cukup memikirkan konsekuensinya. Saya
jauh lebih cepat bertindak secara spontan daripada menurut rencana. Saya lebih
menyukai pekerjaan yang memberikan banyak variasi, dan cepat memberikan hasil.
Zona tiga:
Saya mengorganisir hidup saya dengan hati-hati dan lebih menyukai rutinitas.
Saya sangat hati-hati dengan diet, berolah raga dengan teratur dan membeli
asuransi kesehatan dan jiwa. Saya mempertimbangkan setiap tindakan yang akan
saya lakukan. Zona empat: Saya menyukai pekerjaan dengan deadline ketat dan
bangga dengan ketepatan waktu saya. Saya secara umum sangat teratur dan bekerja
dengan baik di bawah tekanan. Saya mengakui kesulitan relax dan enjoy menghadapi
berbagai tantangan. Saya cenderung menghadiri rapat tepat pada waktunya.
Artinya jika
orang itu memilih zona waktu pertama, berarti orang itu cenderung memiliki tipe
“present fatalistic”, atau mereka
yang senantiasa santai dan suka menunda-nunda keputusan selama mungkin.
Hambatan mereka menuju pengelolaan waktu yang lebih baik adalah ketidakmampuan
untuk memulai dan tetap. Sementara jika zona dua yang dipilih, maka orang
tersebut dianggap sebagai ‘present
hedonistic’, karena mereka dimotivasi oleh kebutuhan akan penghargaan dan
kesenangan yang bisa dengan cepat diperoleh. Hambatan mereka: tidak suka
merencanakan dan mengorganisir. Anda akan menunda hal yang mendesak tetapi
tidak anda sukai, dan melakukan hal yang berprioritas rendah tetapi lebih menyenangkan.
Zona tiga
menunjukkan sifat ‘future orientated’,
karena mereka merencanakan sasaran jangka panjang baik karier maupun masalah
pribadi. Sebenarnya Anda sudah mengelola diri dan waktu Anda secara efektif,
tetapi masih memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan Anda untuk bisa
mengelola waktu lebih efisien. Sementara zona empat merupakan orang dengan tipe
‘time conscious’. Mereka menyukai
bekerja dengan deadline dan tuntutan ketepatan waktu. Anda akan kesulitan
menghadapi orang yang kurang tepat waktu atau orang yang tidak menunjukkan sense of urgency dalam memenuhi deadline.
Kemudiaan
bagaimana mengelola waktu dengan efektif? Terdapat tiga jenis aktivitas, yakni:
The Test of Necessity atau “Apakah
hal itu perlu untuk dilakukan?” . Sebagai misal ketika kita bekerja, kita
sering ngobrol hal diluar pekerjaan, atau juga main internet atau game
komputer, atau sekedar baca koran. Pertanyaannya adalah : apakah semua hal ini
perlu bagi keberhasilan pekerjaan saya, atau justru membuang waktu produktif
saya? Jika jawabannya adalah bahwa semua aktivitas ini kurang bermanfaat, maka
mestinya kita hilangkan atau kurangi.
The Test of Appropriateness atau “Apakah
saya yang harus melakukan hal itu?”. Hal ini artinya adalah menanyakan apakah
tugas-tugas yang dibebankan kepada kita memang benar-benar kita yang harus
menjalankan atau sebaiknya orang lain saja yang lebih pas. Misal, pekerjaan
memfotocopy : apakah memang kita sendiri yang harus melakukan. Atau pekerjaan
lain yang mungkin orang lain – dari segi keahlian – lebih pas mengerjakan hal
ini daripada kita.
Tes ini pada
dasarnya menanyakan apakah kita memang yang benar-benar layak melakukan tugas
itu ataukah mestinya orang lain saja; dan kita bisa menggunakan waktu kita
untuk pekerjaan lain yang mungkin lebih pas dengan posisi dan tanggungjawab
kita. The Test of Efficiency atau
“Bagaimana saya dapat mengerjakan hal itu lebih baik?” Hal ini bermakna bahwa
kita mesti mencari tahu apakah ada cara lain yang lebih efisien untuk
menyelesaikan pekerjaan kita? Supaya waktu kita untuk mengerjakannya bisa lebih
cepat namun tetap akurat.
Ada tiga tahapan prioritas, yang
merupakan penerapan metode ABC, atau :
• Priority A – ‘Must do’
o Penting, harus dilakukan & segera
• Priority B – ‘Should do’
o Penting & harus dilakukan
• Priority C – ‘Nice to do’
o Dapat ditangguhkan pelaksanaannya
• Priority A – ‘Must do’
o Penting, harus dilakukan & segera
• Priority B – ‘Should do’
o Penting & harus dilakukan
• Priority C – ‘Nice to do’
o Dapat ditangguhkan pelaksanaannya
Jika
kita lihat situasi sekarang, perusahaan-perusahaan di Indonesia membutuhkan
lulusan yang mempunyai softskill yang bagus disamping hardskillnya juga. Karena
ketika kita terjun ke dunia kerja salahsatu aspek yang paling penting adalah
bagaimana kita berkomunikasi. Jelas sekali arah dunia kerja yang akan datang,
bukan? Jadi visi dan misi kita sudah jelas. Menjadi manager yang compatible dengan
misi awal lulus pendidikan setingkat S1 yang mempunyai softskill dan hardskill
yang bagus dan dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan jangka pendek. Agar
tetap dapat kompatibel dengan situasi di jaman berikutnya, kita harus
menentukan standar-standar. Standar yang ada saat ini adalah, jika mahasiswa
lolos dengan nilai baik (IPK lebih dari 3,50) itulah yang dapat
memulai berkompetisi di lapisan elit. Nah jika Anda hanya mendapatkan IPK di
bawah itu, apa yang akan terjadi? Ya, Anda sudah kalah sebelum berperang.
Diawal Anda harus bisa memprediksikan mau lulus dengan mendapat IPK berapa.
Disini harus disesuaikan dengan kemampuan dan kerjakeras Anda. Anda boleh
mempunyai visi lulus sarjana 3 tahun dengan mendapatkan IPK 3,95. Tapi, harus
disesuaikan dengan effort yang Anda
lakukan. Karena akan sia-sia visi tersebut apabila effort anda nol.
Selain
nilai, kepribadian yang baik sangat dibutuhkan dalam profesi ini. Jika Anda
ingin memperoleh klien dengan kualitas baik dan menjanjikan, sudah pasti Anda
harus disukai mereka. Kepribadian yang baik, sangat mudah beradaptasi dan
matang dalam pergaulan. Tetapkan diri Anda untuk memiliki kepribadian baik.
Tolok ukur kepribadian, biasanya diamati dari etiket dan sopan santun dalam
pergaulan. Latihlah diri Anda dengan baik untuk itu. Saya jamin, itu adalah
pelatihan yang sangat menantang di jaman sekarang.
Langkah
terakhir, menurut saya, adalah komitmen untuk profesional. Profesionalisme
tidak akan pernah terbukti sebelum Anda mendapatkan klien yang banyak. Karena
hanya klien yang dapat mengukur profesionalisme Anda. Jadi kalau Anda tidak
pernah mendapatkan klien karena IPK atau kepribadian yang bermasalah, bagaimana
dapat menjadi profesional? Setelah klien didapatkan, reevaluasi terus menerus
terhadap kebutuhan adalah bagian dari komitmen untuk profesional. Tidak ada kata
statis dalam pikiran kita. Terus maju dan berkembang sampai sudah habis
kreativitas kita sebagai pelaku kehidupan.
Manajemen
masa depan sangat dibutukan untuk siapa saja. Jika Anda menjadi manajer tanpa usaha
manajemen yang telah saya sampaikan, bersiaplah untuk tertinggal di masa
sekarang. Karena biasanya zona nyaman itu memabukkan. Anda akan mabuk dan
akhirnya overdosis dan tidak tertolong lagi.
Yang
muda yang masih memiliki kesempatan, jangan sia-siakan energi Anda. Jika
seseorang "lebih tua" dari Anda memberikan kesempatan untuk membantu
misi-misi Anda (Contoh: kesempatan memperoleh nilai bagus dengan tugas yang
banyak) jangan pernah dikesampingkan. Sebab itu mungkin juga bagian dari faktor
langkah anda di masa depan. Manajemen masa depan sangat dibutuhkan siapa saja, kapan saja di mana
saja. Mulailah atur masa depan Anda mulai saat ini dimanpun berada. Allah SWT
bersama kita semua. Jangan pernah berputus asa karena Anda tidak tahu akan
keadaan Anda esok hari dan masa depan,
yang terpenting adalah Anda lakukan effort semaksimal mungkin, buat planning
yang benar-benar matang, buat strategi
yang bisa membuat Anda menjadi seorang pemenang baik di dunia ataupun akhirat. (AP)