This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday 8 August 2011

Makna Ramadhan Bagi Seorang Muslim


Romadhan berasal dari bahasa Arab (ر م ض ن) yang berarti sangat panas atau kering kerontang. Memang, bulan ramadhan itu sebelumnya hanya dikenal oleh orang-orang Arab, sehingga lebih populer di tanah Arab. Memang, bangsa Arab dikenal panas dan kering, sejak dulu hingga sekarang. Hanya saja, saat ini sudah mulai ada rebboisasi, sehingga mulai terlihat ijo royo-royo disepanjang jalan. Hampir dipastikan negeri Arab yang dikenal panas, gersang, dan tandus mulai berubah seiring dengan majunya tehnologi modern.
Asal kalimat Romadhan adalah (رم ض ), kemudian ditambah hurf Alif dan Nun (الألف والنون ) yang berarti (sangat) panas. Di dalam kaidah bahasa Arab, jika sebuah kalimat di akhiri dengan ‘(الألف والنون ) bisa berarti sangat. Seperti, الرحمن berarti sangat penyayang, غضبان yang berarti (sangat marah), جوعان yang berarti (sangat lapar), dan عطشان yang berarti (sangat haus). Di dalam percakapan, jika orang Arab merasa sangat lapar, ia hanya mengucapkan’’ جوعان ‘’.
Bangsa Arab pada waktu itu mengikuti penghitungan hari Babylonia (Irak sekarang). Bangsa Babylonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab menggunakan luni-solar calendar (penghitungan tahun berdasarkan bulan dan matahari sekaligus). Bulan ke Sembilan (ramadhan) selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang, batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh segatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih panjang dari pada waktu malamnya. Di malam hari panas di bebatuan dan pasir sedikir reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadhan, bulan dengan panas yang menghanguskan.
Saat ini masih bisa dirasakan, ketika bulan puasa masuk musim panas, terasa sekali panjanngya waktu berbuasa. Disebagian daerah ada yang melaksanakan puasa hingga 16 jam. Sungguh, ini sangat melelahkan bagi mereka yang sedang berpuasa. Bahkan, diberbagai daerah panas, siang terasa lebih panjang dari pada malamnya. Berbeda dengan kondisi daerah Asia tenggara, seperti Indonesia, Brunai, Malaysia, dan Pilipina.
Masih terkait dengan epistimologi Ramdhan, setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadhan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami ‘panas’nya Ramadhan secara metaphoric (kiasan). Karena di hari-hari Ramadhan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau, diharapkan dengan ibadah-ibadah Ramadhan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan seusai Ramadhan orang yang berpuasa tak lagi berdosa.
Yang membedakan bulan Romadhan dengan bulan lainnya yaitu kewajiban melakukan berpuasa. Dimana kewajiban puasa ini sudah menjadi tradisi orang-orang terdahulu (para nabi dan utusan). Sedangkan tujuan ahir (al-Ghoyah) Allah SWT memerintahkan puasa ialah agar meraih derajat paling tinggi (taqwa) (Q.S al-Baqarah (2:183). Karakteristik orang-orang bertaqwa ialah melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya tanpa mengeluh, dan berusaha sekuat tenaga menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan puasa adalah salah satu proses menuju makom ke-taqwaan. Adakalanya yang sukses, dan adakalanya yang masih tahap pertama.
Memang tidak dipungkiri, hampir setiap bulan Nabi Saw tidak pernah meninggalkan puasa sunnah, akan tetapi tidak ada puasa yang dilakukan sebulan penuh, kecuali puasa bulan Romadhan. Nabi Saw benar-benar menjalan puasa dengan sebaik-baiknya, entah wajiab (ramadhan) atau sunnah. Beliau-lah yang paling taqwa, karena beliau benar-benar melalui proses dan tahap yang berliku, sehinga mencapai derajat orang yang sempurna ketaqwaanya kepada-Nya.
Puasa Romadhan ditetapkan pada tahun kedua hijriyah, dan hukumnya wajib bagi setiap orang muslim, baligh, berakal, serta mampu (kuat) untuk melakukan puasa. Sedangkan pahala ibadah puasa, secara khusus Allah sendiri yang akan membalasnya. Sebagimana keterangan hadis Nabi yang berbunyi’’ semua amal ibadah anak Adam untuknya, kecuali puasa hanya untukku, dan aku sendiri yang akan membalasnya’’ .
Puasa merupakan ibadah yang bertujuan mengekang nafsu manusia dari segala keseneangan dan kelezatan duniawi. Orang baru dikatakan ber-pusa, jika telah mampu mengekang segala nafsu (kesenangan-kesenangan) dirinya. Seperti mengekang panca indera dari ke-senangan dan kenikmatan duniwi). Dan semua semua itu dilakukan, karena semata-mata taat dan tunduk kepada-Nya, serta mengikuti apa yang di-anjurkan oleh Nabi Saw. Siang hari menahan diri dari perbuatan maksiat, dan memasuki malam hari menghidupkannya dengan qiyam (sholat malam), membaca al-Qur’an, serta merenungi kebesaran-Nya. Jika manusia yang menyatakan dirinya beriman kepada-Nya, melaksanakan puasa bulan suci ramadhan. Akan tetapi masih menodahi lisan dengan berbicara kotor, ngarasi, gossip, menfitnah, ghibah, namimah, angkuh, sombong. Kemudian prilaku (tindakan) masih sering menyakitkan tetangga, kerabat, serta mitra kerjanya. Maka, orang ini termasuk merugi.
Ternyata, tidak sedikit politisi yang mengumbar pernyataan yang tidak seharusnya dikeluarkan. Tidak sedikit juga para pedagang yang suka ngutil (ngentit) dalam istilah agama disebut dengan ‘’riba’’. Padahal, menurut Nabi sekecil-kecilnya dosa riba ialah bagaikan seorang anak lelaki menikahi ibunya sendiri. Stasion telivisi juga tidak sungkan-sngkan menodahi bulan sacral ini dengan tayangan gossip nasioanal, sementara tayangan itu disuguhkan pada pemirsa yang sedang menunaikan ibadah puasa. Suatu keitika Nabi naik mimbar di masjid Nabawi, ketika kaki kanan beliau menaiki tangga pertama, beliau mengucap ‘’amin’’. Setelah turun dari mimbar, Nabi ditanya oleh para sahabat. Wahai Nabi, kenapa engaku mengucapkan ‘’amiin’’, padahal tidak ada satupun orang yang berdo’a.
Siapakah gerangan, yang berdo’a ketika engkau sedang menaiki tangga pertama? Nabi menjawab;’’ ketika aku menaiki tangga pertama, tiba-tiba jibril datang seraya berdo’a yang artinya:’’ celaka sekali mereka yang mendapatkan bulan suci ramadhan, akan tetapi ia tidak mendapatkan pengampunan’’ (H.R al-Hakim). Inilah yang perlu direnugi, memasuki bulan suci ramadhan, ternyata masih banyak orang-orang yang mengaku islam, akan tetapi mereka masih suka menodai agamanya sendiri, bahkan menodai kesucian bulan sacral ramadhan.

Sunday 7 August 2011

Manajemen Ramadhan

Asslamualaikum Wr. Wb.
Ikhwah fillah bagaimana kabarnya?? Muadah2an kita semua selalu ada dalam lindungan Allah SWT,..
Sekarang saya akan share tentang manajemen di bulan Ramadhan. Ada 6 manajemen di bulan Ramadhan yang harus/dapat kita lakukan, diantaranya :
1. Manajemen Ruhiyah
Apa itu manajemen ruhiyah??? Manajemen ruhiyah adalah mengatur kondisi ruhiyah kita dari perbuatan yang sia-sia, menggantinya dengan mengisi perbuatan yang berguna. Ada 2 manajemen ruhiyah, yaitu :
a. ihtisab, yaitu mengaharapkan pahala dari Allah SWT setelah kita melakukan perbuatan yang positif;
b. menghindari perbuatan yang dapat menggangu ruhiyah kita seperti riya, sombong dan yang terpenting adalah menyembunyikan amal perbuatan kita.
2. Manajemen Amal
Manajemen amal adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, misalnya melakukan amalan yaumiyah yang positif dan dapat dipertanggunggjawabkan. Ada beberapa amalan yaumiyah yang dapat kita tingkat terutama di bulan Ramadhan, diantaranya :
a. memperbanyak dzikrullah agar hati kita merasa tenang, sesuai dengan al-Qur'an Ar-Ra'd ayat 28 : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allalh hati menjadi tentaram (QS 13:28). dan Hadist Rasul : Berfirman Allah Swt. Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan aku besertanya dimana ia mengingat akan Aku (HR Bukhari-Muslim)
b. tilawah Al-Qur'an.
Sebagai wahyu yang Allah turunkan kepada nabi-Nya, tentu al-Qur'an memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri bagi para pembaca dan penggemarnya. Ayat-ayat al-qur'an yang kita baca sehari-sehari tidak lepas dari karunia Allah untuk setiap muslim yang demikian besar. Karena saking istimewanya al-Qur'an ini dari kitab-kitab samawi lainnya, Allah memberikan tempat istimewa bagi para pecintanya.
Di antara manfaat itu adalah:
1. Ayat-ayat al-Qur'an yang dibaca setiap hari akan memberikan motivasi dan penyemangat bagi si pembacanya.

2. Ketika membaca al-Qur'an, Allah akan menegur diri kita pada setiap ayat-ayat-Nya.

3. Bacaan al-Qur'an yang melibatkan emosi akan memberikan kedamaian dan ketenangan yang tidak bisa dilukiskan, seperti yang dialami dan dirasakan oleh Sayyid Quthb Rahimahullah.

4. Orang yang membaca al-Qur'an akan senantiasa ingat Allah dan kembali kepada-Nya.

5. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kecukupan dan nikmat Allah meski ia merasakan serba kurang di dunia.

6. Ayat-ayat Alloh akan menjadi penjaganya selama ia hidup di dunia, karena ia telah menjaga ayat-ayat-Nya.

7. Orang yang paham al-Qur'an adalah orang yang memiliki banyak ilmu.

8. Orang yang membaca al-Qur'an bagaikan orang yang sedang menyelami samudera kehidupan, dan mengambil manfaat darinya.

9. Orang yang selalu akrab dengan ayat-ayat akan diberikan jiwa yang sejuk, hati yang damai dan pikiran yang jernih, sehingga membuatnya ingin selalu beramal, kreatif, inovatif dan produktif.

10. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kegembiraan dan penuh harapan, di saat orang lain merasakan kesedihan, kecemasan dan rasa pesimis. Karena diri mereka selalu dipompa dengan siraman ayat-ayat-Nya yang lembut.

11. Orang yang rajin membaca al-Qur'an akan selalu diberikan jalan kemudahan dan petunjuk sehingga tidak mudah untuk menyimpang dan menyerah karena ayat-ayat Allah akan selalu mengingatkan dirinya ketika dirinya 'tersandung dosa dan maksiat.'

12. Orang yang membaca dan menjaga al-Qur'an selalu berada dalam lindungan dan penjagaan Allah.
Ayat-ayat al-Qur'an mengajak pembacanya untuk senantiasa berpikir, merenung dan beramal sebanyak-banyaknya.
c. meningkatkan kualitas shalat Wajib dan menambah shalat Sunnah.
dalam bulan Ramadhan biasanya jumlah pahala kita akan di tingkatkan berkali-kali lipat. yang sunah akan dianggap pahala wajib. subahanaalah, Oleh karena itu mari kita tingkatkan kualitas shalat wajib kita.
d. meningkatkan amaliyah yang berat karena pahalanya juga 'berat'.
maksudnya dengan kita melakukan amaliyah yang tidak bisa kita lakukan dan itu membutuhkan pengorbanan yang berat, maka pahala yang didapatkan juga akan lebih banyak dan lebih berat dibandingkan pahala biasa.
e. berangkat ke mesjid untuk jum'atan atau menunggu waktu shalat sambil baca Al-qur'an atau i'tikaf
3. Manajemen Do'a.
nah, pada bulan Ramadhan adalah kesempatan kita untuk 'meminta' apa yang kita inginkan kepada Allah SWT, kita jangan sungkan-sungkan. semakin banyak kita meminta kepada Allah, Allah semakin senang. Pada Bulan Ramadhan adalah moment do'a yang terijabah, terutama ketika berbuka puasa, hadist Rasul : "Tiga orang yang tidak ditolak doanya, orang yang berpuasa hingga berdoa, imam yang adil, dan orang yang terdzalimi". (HR. Tirmidzi).
4. Manajemen Infak
semakin kita banyak infak/sodaqoh maka akan semkin dimudahkan urusan kita oleh Allah SWT. jadi apabila urusan/masalah kita ingin dimudahkan maka banyak-banyaklah berinfaq/sodaqoh. InsyaAllah masalah/urusannya jadi lancar.
5. Manajemen Waktu
kita harus bisa mengatur waktu kita dengan baik, karena bisanya nikmat waktu banyak kita lalaikan/tidak mensyukurinya. Kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin, sesuai dengan Hadist Rasul :
غْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
6. Manajemen Hawa Nafsu
Nah, ini yang paling penting, karena puasa tidak hanya menahan dari makan/minum sampai terbenam matahari tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola hawa nafsu kita, seperti berghibah.
Puasa merupakan ibadah yang bertujuan mengekang nafsu manusia dari segala keseneangan dan kelezatan duniawi. Orang baru dikatakan ber-pusa, jika telah mampu mengekang segala nafsu (kesenangan-kesenangan) dirinya. Seperti mengekang panca indera dari ke-senangan dan kenikmatan duniwi). Dan semua semua itu dilakukan, karena semata-mata taat dan tunduk kepada-Nya, serta mengikuti apa yang di-anjurkan oleh Nabi Saw. Siang hari menahan diri dari perbuatan maksiat, dan memasuki malam hari menghidupkannya dengan qiyam (sholat malam), membaca al-Qur’an, serta merenungi kebesaran-Nya. Jika manusia yang menyatakan dirinya beriman kepada-Nya, melaksanakan puasa bulan suci ramadhan. Akan tetapi masih menodahi lisan dengan berbicara kotor, ngarasi, gossip, menfitnah, ghibah, namimah, angkuh, sombong. Kemudian prilaku (tindakan) masih sering menyakitkan tetangga, kerabat, serta mitra kerjanya. Maka, orang ini termasuk merugi.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Waalhu A'lam bishowab.
Wasalam..





Arip Perbawa

Saturday 6 August 2011

The Miracle Of Ramadhan


Assalamualaikum Wr Wb
Marhaban ya Ramadhan,...
Alhamdulilah kita sudah memasuki bulan Ramdhan 1432 H....
sebenarnya keajaiban Ramadhan sangat banyak, disini saya hanya menyebutkan 20,yaitu:
1. Ramadhan Jalan Menuju Takwa
Allah Swt berfirman "Hai orang-orang yang beriman. diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (Q.S. Al-Baqarah : 183).

2. Ramadhan Bulan Mujahadah
Para ulama Salaf adalah suri tauladan bagi ummat. Muhajadah mereka dalam mengisi bulan ramadhan amat perlu di contoh. Imam Syafi'i misalnya, menghatamkan Al-Qur'an sebanyak dua kali dalam semalam. Ini dikerjakan di dalam shalat. Dengan demikian beliau menghatamkan Al-Qur'an 60 kali selama bulam ramadhan. Begitu juga dengan Abu Hanifah yang menghatamkan Al-Qur'an 2 kali dalam sehari.

3. Puasa Ramadhan Menumbuhkan Sifat Amanah
Wahbah Zuhaili dalam bukunya Al Fiqh Al Islami berpendapat, puasa mengajarkan rasa amanat dan muqarabah di hadapab Allah ta'ala, baik dengan amalan yang tampak dan bersembunyi. Maka tidak ada yang mengawasi seseorang yang berpuasa agar menghindari hal-hal yang dilarang dalam berpuasa kecuali Allah ta'ala.

4. Puasa Ramadhan Melatih Kedisiplinan
Puasa juga melatih kedisiplinan. Wahbah Zuhaili menjelaskan seseorang yang berpuasa harus makan dan minum dalam waktu yang terbatas. Bahkan, dalam berbuka pun harus disegerakan.

5. Puasa Menumbuhkan Rasa Solidaritas Sesama Muslim
Wahbah Zuhaili juga menjelaskan bahwa puasa ramadhan menumbuhkan rasa solidaritas di antara sesama muslim. Pada bulan ini, semua umat islam dari timur hingga barat, diwajibkan untuk menjalankan puasa. Mereka berpuasa dan berbuka dalam waktu yang sama, dikarenakan mereka memiliki rabb yang satu.

6. Pusa Ramadhan Melatih Kesabaran
Bulan Ramadhan adalan bulan di mana pada siang hari kita diperintahkan meninggalkan makanan yang asalnya halal, apalagi yang haram. Begitu juga disaat ada seseorang yang mengganggu kita. Rasulullah Saw bersabda: "Bila seseorang menghina dan mencacinya, hendaknya ia berkata "Sesungguhnya aku sedang puasa". (HR. Bukhori).

7. Puasa Ramadhan Menyehatkan
Rasulullah Saw bersabda "Berpuasalah, maka kamu akan sehat". (HR. Ibnu Sunni). Ada yang menyatakan bahwa hadist ini dhoif. Tetapi ada pula yang menyatakan derajat hadist ini sampai dengan tingkat hasan. (Lihat, Figh Al-Islami wa Adilatuh, hal 16190). Tetapi makna matan hadist ini tetap dapat diterima, karena puasa memang menyehatkan. Al-Harist bin Kaldah, tabib yang pernah mengabdi kepada Rasulullah menyatakan "Lambung adalah tempat tinggal penyakit dan sedikit makan adalah obatnya".

8. Lailatur Qadar Adalah Hadiah Dari Allah Untuk Ummat
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwatha, dia telah mendengar seorang Ahlul Ilmi Tsiqoh yang telah mengatakan: "Sesungguhnya telah diperlihatkan usia-usia umat sebelumnya kepada Rasulullah Saw, atau apa yang telah Allah Saw kehendaki dari hal itu, dan sepertinya usia ummat beliau tidak mampu menyamai amalan yang telah dicapai oleh umat-umat sebelumnya, maka Allah memberi beliau Lailatur Qodar lebih baik dari seribu bulan. (HR. Malik).

9. Ramadhan Bulan Ampunan
Ramadhan adalah bulan ampunan. Rasulullah Saw bersabda: "Dan siapa yang berpuasa ramadhan dengan didasarinya keimanan dan pengharapan ridha Allah, diampunkan untuk dosa yang telah lalu. (HR. Bukhori).

10. Terbebas Dari Azab
Dari Jabir bin Abdullaj r.a, Rasulullah Saw bersabda: "Pada bulan Ramadhan ummatku dianugrahi lim perkara yang tidak diberikan kepada Nabi-Nabi sebelumku. Yang pertama, sesungguhnya jika Allah melihat mereka di awal malam dari Ramadhan, dan berang siapa yang telah dilihat Allah maka ia tidak akan mengazabnya selamanya........(HR. Baihaqy).

11. Lebih Harum Dari Misk Di Hadapan Allah
Rasulullah Saw bersabda: "....Yang kedua, sesungguhnya bau mulut mereka ketika sore hari lebih harum dihadapan Allah dari pada bau misk..... (HR. Baihaqy).

12. Dimintakan Ampunan Oleh Malaikat
Rasulullah Saw bersabda: ......"Yang kertiga sesungguhnya malaikat memintakan ampunan untuk mereka siang dan malam......"(HR. Baihaqy).

13. Di Bulan Ramadhan Surga Berbenah Diri
Rasulullah Saw Bersabda: ......Yang keempat, sesungguhnya Allah Azza Wajallah memerintahkan surgannya, ia berfirman: "Bersiap-siaplah, dan hiasilah dirimu untuk para hamba-ku, sehingga mereka bisa segera beristirahat dari kelelahan hidup di dunia menuju negeri ku dan kemuliaanku,.....(HR. Baihaqy).

14. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu
Rasulullah Saw bersabda: "Jika Ramadhan tiba, dibuka pintu surga dan ditutuplah pintu nereka serta setan-setan dibelenggu. (HR. Bukhori).

15. Seluruh Hari Dalam Ramadhan Memiliki Keutamaan
Rasulullah Saw bersabda: "....dia adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya ampuna, serta paripurnannya adalah pembebasan dari neraka. (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahinya).

16. Berkah Memberi Minum
Rasulullah Saw bersabda: "Dan barang siapa yang memberi minuman orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya telaga minuman yang tidak menghauskan hingga ia masuk surga". (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahinya).

17. Sedekah Yang Terbaik
Rasulullah Saw bersabda: "Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah dibulan Ramadhan". (HR. Tirmidzi).

18. Doa Mustajab Di Bulan Ramadhan
Rasulullah Saw bersabda: "Tiga orang yang tidak ditolak doanya, orang yang berpuasa hingga berdoa, imam yang adil, dan orang yang terdzalimi. (HR. Tirmidzi).

19. Pahala Umrah Ramadhan Sama Dengan Pahala Haji
Rasulullah Saw bersabda: "Jika datang Ramadhan maka lakukanlah umrah, karena sesungguhnya ibadah umrah di bulan Ramadhan setaraf dengan ibadah haji". (HR. An-Nasai).

20. Malam Yang Istimewa
Allah Swt berfirman "Lailatur Qadar lebih baik dari pada seribu bulan". (QS. Al-Qadr:3). Wabbah Zuhaili menjelaskan bahwa menghidupkan ramadhan dan melakukan amalan didalamnya lebih baik dari pada menjalankan amalan dalam seribu bulan tanpa ramadhan. (Hidayatullah).


Dari Berbagai Sumber

Wednesday 3 August 2011

No Pendaftaran Bidik Misi FE UNPAD

no nama porgram studi ​ no pendaftaran
1 achmad lutfhi chakim AKUNTANSI 67-10015037
2 agus tri ardiansyah AKUNTANSI 67-10017975
3 anggun regiana AKUNTANSI 67-10021302
4 aris AKUNTANSI ​ 67-10020534
5 asti ningsih AKUNTANSI ​ 67-10015134
6 ayu rikrik nurini AKUNTANSI ​ 67-10020533
7 eka andriyani AKUNTANSI ​ 67-10021384
8 ilma arsyfauzi AKUNTANSI ​ 67-10020850
9 irma nadiroh AKUNTANSI ​ 67-100331061
10 johan antonius rupang AKUNTANSI 67-10020921
11 mega novianti AKUNTANSI ​ 67-10010121
12 mia ambariah AKUNTANSI ​ 67-10021305
13 paskah nurani AKUNTANSI ​ 67-10026978
14 rohatun AKUNTANSI ​ 67-10009988
15 salma salsabila AKUNTANSI ​ 67-10020558
16 sarah nungki jayanthi AKUNTANSI 67-10012852
17 tri lestari AKUNTANSI ​ 67-10020906
18 chindY mila lestari IESP ​ 67-10017274
20 epih siti sopiah IESP ​ 67-10020635
21 gina siti sundari IESP ​ 67-10015137
22 hilman m yasin IESP ​ 67-10021625
23 ichsan saiful rohman IESP 67-10021555
24 indah indri wulandari IESP 67-10031058
25 khairul ridwan IESP ​ 67-10026855
26 muhammad rofti IESP ​ 67-10021180
27 nurul fatimatuzzahro IESP 67-10021279
28 rini oktafiani IESP ​ 67-10021286
29 siti hudaefah IESP ​ 67-10021283
30 yeyep sulaeman IESP ​ 67-10016426
31 agnes murdiati IESP ​ 67-10020919
32 arip perbawa MANAGEMENT ​ 67-10017881
33 atsri aulia dewi MANAGEMENT 67-10021557
34 dedi hermawan MANAGEMENT ​ 67-10021797
35 dessy irawan MANAGEMENT ​ 67-10009972
36 fany widya astuti MANAGEMENT 67-10031057
37 fitri nurhayati MANAGEMENT ​ 67-10009891
38 iyus sapyudin MANAGEMENT ​ 67-10016643
39 kusmiati MANAGEMENT ​ 67-10021507
40 masitoh MANAGEMENT ​ 67-10010113
41 mustika MANAGEMENT ​ 67-10015027
42 nana heryana MANAGEMENT ​ 67-10020529
43 nenden fitriani MANAGEMENT ​ 67-100211452
44 neng evi karika MANAGEMENT ​ 67-10011962
45 nurani pujiati MANAGEMENT ​ 67-10022268
46 rizma riyadi MANAGEMENT ​ 67-10020508
47 susilawati MANAGEMENT ​ 67-10010015
48 yana mulyana fauzi MANAGEMENT 67-10015147

Tuesday 2 August 2011

10 Karakter atau Ciri Khas Pribadi Muslim

10 Karakter atau Ciri Khas Pribadi Muslim



Al-Qur’an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim.

Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari ALLAH SWT.

Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya saja.

Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.

Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH.

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam [6]:162).

Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:

“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.

Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68]:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

ALLAH SWT berfirman yang artinya:

Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9)

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan.

Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

ALLAH SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.

Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahu’alam

Sumber: Kang Cepy