Sunday 16 May 2010

LABA PERBANKAN SYARIAH

Laba Perbankan Syariah Tumbuh 83 Persen PDF Cetak E-mail


Jakarta, Kompas - Laba bersih perbankan syariah tahun 2009 mencapai Rp 791 miliar, tumbuh 83 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan kinerja yang signifikan tersebut tak terlepas dari strategi perbankan syariah yang sangat fokus pada sektor mikro, kecil, dan menengah.

Kontribusi laba yang signifikan disumbangkan salah satunya oleh Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada tahun 2009, BSM mencatat laba sebesar Rp 291 miliar, tumbuh 48,47 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar Rp 196 miliar.
Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi saat memaparkan kinerja 2009, Rabu (14/4) di Jakarta, menjelaskan, penyumbang terbesar kenaikan laba adalah pendapatan operasional, terutama dari penyaluran dana. Pendapatan dari penyaluran dana BSM tahun 2009 mencapai Rp 2,14 triliun, naik 18,23 persen dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 1,81 triliun.

Adapun posisi pembiayaan BSM per akhir 2009 mencapai Rp 16,06 triliun, naik 20,93 persen dibandingkan akhir tahun 2008 sebesar Rp 13,28 triliun.

Menurut Yuslam, hingga akhir Desember 2009 aset BSM mencapai Rp 22,04 triliun (audited) atau naik 29,12 persen dibandingkan posisi Desember 2008 sebesar Rp 17,07 triliun. Peningkatan aset ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang pada akhir 2009 mencapai Rp 19,34 triliun, naik 29,89 persen dibandingkan sebelumnya.

”Modal BSM juga meningkat dari Rp 1,21 triliun pada akhir 2008 menjadi Rp 1,60 triliun pada akhir 2009,” kata Yuslam.

Menurut Yuslam, BSM fokus pada sektor ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Per akhir 2009, porsi dana ritel sebesar 61,6 persen dan dana korporasi 38,4 persen. Sementara di sisi pembiayaan, porsi yang disalurkan untuk sektor UMKM mencapai 60,95 persen dan korporasi 39,1 persen.

Pangsa pasar aset BSM pada industri perbankan syariah nasional mencapai 33,30 persen.

Sukuk

Sementara itu, PT Titan Petrokimia Nusantara berencana menerbitkan obligasi dengan tingkat bunga tetap maksimal Rp 300 miliar dan sukuk ijarah maksimal Rp 200 miliar.

Sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk ijarah ini adalah PT Standard Chartered Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities, sedangkan bertindak sebagai wali amanat dan agen jaminan adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Demikian rilis yang diterima pada hari Rabu di Jakarta. PT Titan telah memperoleh hasil pemeringkatan efek utang jangka panjang dari PT Fitch Rating Indonesia dengan rating A+ (Single A plus dengan outlook stabil)

Obligasi dan sukuk ijarah memiliki jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan akan jatuh tempo pada tanggal perkiraan 18 Mei 2015.

Obligasi dan sukuk ijarah yang ditawarkan dijamin dengan jaminan khusus, berupa hak tanggungan atas tanah-tanah beserta bangunan-bangunan, sarana-sarana pelengkap lainnya, serta mesin-mesin dan peralatannya milik perseroan, minimal sebesar 110 persen dari nilai pokok obligasi yang terutang dan sisa imbalan sukuk ijarah.

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja perseroan berupa pembayaran utang usaha yang berkaitan dengan pembelian bahan baku. (FA

0 comments: